Kami telah membuka jajak pendapat yang dimulai sejak 27 September 2021 sampai dengan 8 Oktober 2021. Pertanyaan jajak pendapat terdiri atas 12 pertanyaan pilihan ganda dan 2 pertanyaan terbuka.
Responden yang berusia di bawah 20 tahun sebanyak 38 orang (24%) dan di atas 30 tahun sebanyak 3 orang (2%).
Responden yang berasal dari pulau Sumatra sebanyak 22 orang (14%), pulau Sulawesi & Wilayah Indonesia Timur sebanyak 5 orang (3%), dan pulau Kalimantan sebanyak 3 orang (2%).
Responden yang memiliki profesi/bekerja (tenaga pendidik, pegawai, dll) sebanyak 13 orang (8%) dan tidak bekerja sebanyak 5 orang (3%)
Quarter Life Crisis (QLC) merupakan bentuk krisis emosional, seperti perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi, ragu akan kemampuan yang dimiliki, takut akan kegagalan yang akan mempengaruhi masa depannya.
QLC terjadi pada usia 18–29 tahun, yang merupakan masa transisi antara fase remaja menuju fase dewasa.
Di usia 25 tahun, seharusnya seorang individu sudah menjadi orang sukses dan dapat membahagiakan orang tuanya.
Fenomena Quarter Life Crisis adalah kondisi yang serius.
82 (51,3%) responden terkadang merasakan tidak termotivasi dan tidak mengetahui keinginan serta tujuan hidup.
74 (46,3%) responden terkadang merasakan pencapaian mereka sampai saat ini tidak sesuai dengan harapan.
71 (44,4%) responden sering merasa takut akan kegagalan.
57 (35,6%) responden terkadang pernah merasa tidak rela apabila masa kecil dan masa remaja berakhir.
61 (38,1%) responden sering merasa takut tidak mampu membuat keputusan yang tepat.
63 (39,4%) responden sering membandingkan pencapaian dan keadaan diri sendiri dengan orang lain, sehingga membuat diri mereka merasa tidak mampu dan tidak berguna.
67 (41,9%) responden sering merasa umur mereka kian bertambah, tetapi belum menghasilkan apa-apa.
58 (36,3%) responden sering merasa ada tekanan untuk menjadi dewasa dan menjalani hidup layaknya orang dewasa.